Pagi itu aku pulang dari rumah nenekku yang berada di ponjong. Pakdeku yang sudah berada didepan rumah nenekku siap mengantarku pulang,akupun bergegas berganti baju dan menata barang-barangku. Seusai itu aku bergegas keluar menemui pakdeku dan berpamitan kepada saudaraku,nenekku belum bangun,jadi aku tidak berpamitan dengan nenekku karna takut mengganggu tidurnya.
Motorpun dinyalakan oleh pakdeku dan aku naik untuk memboncengnya. Udara pagi itu masih sejuk, dan sudah banyak warga yang bersiap untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Setelah melewati jalan raya banyak orang yang sedang berada di pasar, samar-samar aku melihat seseorang yang kukenal,ternyata benar itu temanku,Defyana. Dia menggandeng seorang anak kecil dan memanggil namaku,aku melambaikan tangan dan tersenyum.
Sesampainya di rumah ibuku langsung pamit untuk pergi ke rumah nenekku. Kurebahkan badanku sebentar di kursi yang panjang, kemudian bergegas mengambil sapu lalu menyapu lantai yang nampak kotor,tak lupa halaman rumahku juga. Aku kemudian makan mengisi perut yang sudah mulai berbunyi. Kupandangi sekelilingku dan berfikir "Kemana bapak?". Ternyata bapak sedang mengambil jagung untuk dijemur. Kuselesaikan makanku lalu ku bantu bapak.
Aku disuruh untuk membawakan jagung di dalam rumah lalu bapak mengambil jagung di rumah sebelah. Kami saling bekerjasama menata jagung tersebut agar pekerjaan tersebut mudah selesai. Satu per satu jagung kami pilah untuk kami jadikan makanan untuk ayam. Bapak mengajariku agar jagung yang kecil dibedakan, karna jagung itulah yang akan diberikan kepada ayam.
Matahari mulai terik,syukurlah setidaknya ini bisa mengeringkan jagung agar tidak lembab karena ditaruh lama di dalam rumah. Bapakku menyuruhku agar menjaga jagung tersebut agar tidak dimakan oleh ayam yang berkeliaraan. Semakin siang, awan mulai banyak hingga akhirnya langit menjadi kelabu,terdengar gemuruh awan yang kian lama terdengar jelas. Tenggok yang berada di dekatku langsung kuraih untuk mengumpulkan jagung yang sudah lumayan kering.
Agak panik, itulah yang kurasakan dengan bapakku ketika air hujan mulai membasahi jagung. Tak lama setelah itu ada tetanggaku yang membantuku untuk mengumpulkan jagung dan ku bawa ke dalam rumah. Syukurlah akhirnya jagungnya sudah terkumpul didalam rumah. Tak lupa aku mengucapkan terimakasih kepada tetanggaku yang sudah membantu ku.

Bagikan artikel ini ke