Assalamualaikum, Sahabat Moeka

Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat

Pada artikel kali ini kami akan membahas tentang Pengolahan Bahan Pustaka di Perpustakaan Pustaka Moeka Media Daksa.

Kegiatan Pengolahan Bahan Pustaka di Perpustakaan Sekolah menjadi salah satu kegiatan penting dalam mengolah buku. Dalam pengerjakan dapat memerlukan waktu yang tidak singkat untuk 1 eksemplar buku. Dalam menginventarisasi sampai mengolah buku perlu ketelitian, kegiatan kali ini bisa ikut dibantu oleh siswa yang sedang magang yaitu kelas XI Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP). Kegiatan ini dapat membantu siswa dalam menerapkan pelajaran dan pengalaman pada pembelajaran di jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, salah satunya dalam pelajaran kearsipan dapat dikerjakan dengan menginventaris buku atau membuat buku induk dan mengklasifikasi buku sesuai dengan jenis buku.

Kegiatan pengolahan bahan pustaka diperpustakaan biasanya mencakup beberapa kegiatan :

Pembinaan dan pengembangan koleksi, inventarisasi, katalogisasi, klasifikasi, dan kelengkapan fisik buku.

A. Pembinaan dan pengembangan koleksi

Pengembangan koleksi (Collection development) merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan kebutuhan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan perpustakaan yang mencakup kegiatan : Penyusunan kebijakan pengembangan koleksi, pemilihan koleksi, pengadaan koleksi, penyiangan koleksi, serta evaluasi pendayagunaan koleksi.

1. Inventarisasi

Bahan pustaka yang telah dimiliki oleh perpustakaan, baik yang diperoleh dengan cara pembelian, hadiah, hibah, tukar menukar atau pinjam meminjam, harus dicatat kedalam buku induk atau buku inventarisasi perpustakaan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam menyusun laporan mengenai perkembangan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Adapun kegiatan inventarisasi ini mencakup memasukkan ke buku induk, dan memberikan stempel kepemilikan (hak milik).

2. Katalogisasi

Perpustakaan sebagai suatu sistem informasi berfungsi menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa, sehingga informasi yang diperoleh dapat di temukan kembali dengan cepat dan tepat. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses dengan sistem katalogisasi (Cataloging).

Adapun sitem katalogisasi yang dikembangkan mengalami berbagai tahapan penyeragaman pengaturan katalogisasi, perkembangan terakhir yang sampai sekarang masih digunakan untuk pedoman katalogisasi secara internasional adalah : Anglo American Cataloging Ruler 2 : Revised (1988) / AACR.

Sedangkan perpustakaan mempunyai bentuk fisik catalog yang bermacam-macam : 1.) katalog kartu (Card Catalog) ukuran 7,5 cm x 12,5 cm; 2.) katalog berkas (Sheaf Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm; 3.) katalog cetak atau katalog buku (Printed Catalog); 4.) katalog OPAC (Online Public Access Catalog). Sedangkan untuk jenis katalog perpustakaan ada beberapa jenis : 1.) katalog shelfist; 2.) katalog pengarang; 3.) katalog judul; 4.) dan katalog subjek.

3. Klasifikasi

Koleksi perpustakaan akan tampak rapi dan mudah ditemukan apabila dikelompokkan menurut sistem tertentu, pengelompokan dapat berdasarkan pada jenis, ukuran (tinggi, pendek, besar dan kecil), warna, abjad judul, abjad pengarang (klasifikasi artificial) dan bisa juga menggunakan sistem pengelompokkan berdasarkan subjek (klasifikasi fundamental). Sebagian besar perpustakaan dalam mengelompokkan bahan pustakanya menggunakan system fundamental, dimana dengan sistem ini koleksi akan mengelompokkan sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan, dan system ini akan memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan.

Adapun system klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan pada umumnya adalah DDC (Dewey Decimal Classification) dan UDC (Universal Decimal Classification).

a. DDC (Dewey Decimal Classification)

DDC mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan yang dibuat dalam susunan yang sistematis dan teratur. Pembagian ilmu pengetahuan dimulai dari yang bersifat umum dan ke yang bersifat khusus dengan demikian DDC pembagiannya terdiri dari 10 kelas utama, 100 devisi, 1000 seleksi, dan 10.000 sub seksi.

Berikut pembagian subjek dalam system DDC :

0 0 = Karya Umum

1 0 = Filsafat

2 0 = Agama

3 0 = Ilmu Sosial

4 0 = Bahasa

5 0 = Ilmu Murni

6 0 = Ilmu Terapan

7 0 = Seni dan Olahraga

8 0 = Kesusasteraan

9 0 = Sejarah dan Geografi

b UDC (Universal Decimal Classification)

Sistem ini merupakan penyederhanaan dan perluasan system DDC. Sistem ini juga mencakup semua cabang ilmu yang dibagi menjadi 10 cabang. Berikut pembagian cabang dalam UDC :

0 = Karya Umum

1 = Filsafat, Metafisika, Logika

2 = Agama

3 = Ilmu Sosial

4 = Bahasa/Filologi

5 = Ilmu Murni

6 = Ilmu Terapan

7 = Seni, Olahraga dan Arsitektur

8 = Kesusasteraan

9 = Sejarah, Giografi, dan Biografi

Selain pembagian cabang ini, system di UDC masih dibantu dengan simbol-simbol pembantu misalnya : +,:,=,(0..).

4 Kelengkapan fisik buku

Bahan pustaka yang telah melalui proses inventarisasi, katalogisasi dan klasifikasi, langkah selanjutknya perlu dibuatkan perlengkapan fisik buku, hal ini dimaksudkan agar bahan pustaka yang disajikan dapat ditata dirak sedemikian rupa, sehingga dapat dimanfaatkan dengan  mudah dan baik. Adapun jenis perlengkapan fisik buku antara lain:

a Label buku, ditempel dipunggung buku bagian bawah, dengan ukuran 3 cm x 4 cm; 

b Lembar tanggal kembali (Date due slip), ditempel pada halaman terakhir;

c Kartu buku, diletakkan pada halaman terkahir atau bagian dalam sampul buku;

d kantong kartu buku, ditempel dibagian akhir halaman buku untuk menempatkan kartu buku.


Sumber :

1 http://daryono.staff.uns.ac.id/2008/09/24/manajemen-perpustakaan/3

2 https://sites.google.com/site/perpustakaaniza/pengolahan-perpustakaan


Bagikan artikel ini ke